Oleh Kiai Nurbani Yusuf
KLIKMU.CO
Komunitas Padhang Makhsyar dengan tegas menolak investasi miras apa pun dalihnya.
Dua malaikat menolak berzina dan membunuh, tapi kemudian ia minum khamar, kemudian keduanya berzina, kemudian membunuh.
Meski dinyatakan daif, kisah ini cukup inspiratif, setidaknja menjadi sandaran etik bahwa khamar penyebab mabuk adalah pangkal segala petaka. Darinya semua kejahatan, kriminalitas, dan kemungkaran beranak pinak.
Tinjauan teologis saya pikir sudah bukan lagi soal sebab semua agama pasti melarang khamar. Objektif disadari bahwa kemungkaran memang tak bisa enyah dari muka bumi. Bukankah nahi mungkar adalah “mencegah”, bukan menghilangkan.
Sampai tahap ini, saya berani katakan bahwa segala bentuk kemungkaran, kejahatan, dan kriminalitas adalah berpasangan dengan segala macam kebaikan tanpa harus disebut satu-satu. Bahkan, saya bersyukur dengan hadirnya orang-orang kafir yang menggantikan kedudukan saya di neraka.
***
Legalisasi investasi minuman berakohol adalah kebijakan ekonomi dan politik. Ini hanya soal investasi dan industri minuman. Tapi, kenapa harus pada wilayah tabu? Bagaimana jika di dalamnya ada “niat jahat”? Yang bermaksud merusak dan menghancurkan? Dilarang saja dilanggar, apalagi legal?
Bangsa Indonesia bukan bangsa pemabuk. Minum-minuman berakohol bukan tradisi, apalagi mendapat pelindungan hukum karena alasan investasi ekonomi. Legalisasi investasi mihol apa pun dalihnya adalah pelecehan terhadap tradisi religius bangsa Indonesia.
Tapi, celaka dua belas jika yang memutus legal juga sedang hilang akal alias mabuk. Ini memang pada yang substantif bahwa ada sebagian besar kita memang sedang mabuk: bukan hanya mabuk wanita dan miras, tapi juga mabuk kekuasaan, takhta, dan segala puja lantas membuat keputusan tanpa akal.
***
Jadi, seperti yang dikatakan Rumi: Ada seribu bait syair, semua jadi malu, di hadapan sang buta huruf.
Kadang setiap kita hanya berbuih kata, tapi tak pernah singgah di tempat tujuan sebab niat hanya mengelana pada tempat-tempat yang bukan persinggahan. Pada tahap di mana setiap persangkaan terhadap yang mungkar juga perlu dikonstruksi ulang. Agar didapat pahala dengan maksimal. Jadi, mari bersama melawan legalisasi miras dengan segenap tenaga pikiran jiwa dan hati. Sebab, tanpa itu semua kita sesungguhya telah mati sebelum mati. Wallahu taala alm.
Sumber : http://klikmu.co/miras-penyebab-mabuk-adalah-pangkal-segala-petaka/