KH. M. Mirdasy : Muharram Momentum Peningkatan Ketakwaan

Tahun baru islam 1 Muharram 1443 Hijriyah, merupakan salah satu peristiwa bersejarah yang senantiasa mendapatkan hati tersendiri dalam hati orang Islam.

Namun dalam perkembangan peradaban masyarakat, ada beberapa hal yang terkadang menyimpang dalam peringatan 1 Muharram ini.

Pengasuh Pondok Modern Busthanul Qur’an Nurul Azhar, Ngoro Mojokerto, KH. M. Mirdasy, mengatakan, ada kesalahan pemahaman masyarakat dalam memperingati 1 Muharram yang seolah sebagai bulan kesengsaraan.

“Dalam budaya orang Jawa, bulan Muharram atau yang lebih di kenal dengan 1 Suro, dianggap bulan yang susah sehingga ada tradisi-tradisi atau ritual yang terkadang menjurus kepada kemusyrikan,” ungkapnya, Selasa (10/08/2021).

Padahal lanjut Mirdasy, 1 Muharram harusnya lebih dipahami sebagai momentum hijrah atau perpindahan Nabi Muhammad SAW dalam menjalankan misi dakwahnya.

“Muharram itu justru ada dimensi perubahan metode dakwah nabi dari yang sebelumnya dilakukan secara sembunyi menjadi terbuka atau terang-terangan,” urainya.

Mirdasy yang juga mantan Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jawa Timur tahun 1998-2002 ini menambahkan, Islam memiliki 12 bulan dalam satu tahun yang empat bulan di antaranya adalah bulan yang paling dimuliakan oleh Allah SWT atau yang kerap disebut bulan haram. Keempat bulan haram tersebut ialah bulan Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.

“Sehingga peringatan 1 Muharram ini, harus dimuliakan dengan beragam kegiatan yang baik dan mulia,” pungkasnya.

 

Sumber: https://rri.co.id/surabaya/religi/1145717/kh-m-mirdasy-muharram-momentum-peningkatan-ketakwaan