Presiden Jokowi Tugaskan Muhadjir Tangani Bantuan ke Turkiye dan Suriah

JAKARTA – Presiden Joko Widodo memerintahkan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy untuk mengkoordinasikan bantuan kemanusiaan untuk korban bencana gempa bumi di Turkiye dan Suriah.

“Intinya Bapak Presiden memberikan perintah kepada Menko PMK untuk mengkoordinasikan bantuan ke Turkiye dan Suriah secepat mungkin “ ujar Menko PMK seusai Rapat Tingkat Menteri (RTM) terkait rencana percepatan bantuan kemanusiaan gempa di Turki dan Suriah, di Jakarta, Rabu, 08/02/2023)

Rapat Koordinasi mengusulkan Pemerintah RI mengutamakan pemberian bantuan berupa Tim Emergency Medical Team (EMT), Tim Middle Urban Search and Rescue (MUSAR), dan dukungan logistik peralatan dan kebutuhan dasar masyarakat pasca bencana.

Hadir dalam RTM Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono, Deputi Penanganan Darurat, Mayjen TNI Fajar Setyawan, Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Maria Kristi Endah Murni, KSP Siti Ruhaini Dzuhayatin, Brigjen pol Eko Sudarto, serta perwakilan dari TNI, Polri, Kementerian Keuangan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, Dubes Turki, Dubes Suriah, Basarnas.

Sebelumnya di tempat yang sama, Menko Muhadjir menerima Emergency Medical Team (EMT) Muhammadiyah Internasional yang akan berangkat ke Turkiye untuk ambil bagian pada penanganan korban gempa.

Hadir dari EMT adalah Divisi Jaringan dan Kerjasama MDMC Mashuri Masyhuda, Koordinator Tim EMT Response Turkey Corona Rintawan beserta perwakilan Tim EMT Donny Halim Mutiasa dan Muhammad Taufiq Ulinuha.

Corona Rintawan selaku Koordinator Tim EMT melaporkan kesiapan personil dan logistik peralatan EMT. “Sejumlah 23 personil Tim EMT insyaallah sudah siap, dan hari ini sudah stand by di Jakarta untuk diberangkatkan. Selain itu, logistik dan peralatan milik EMT seberat 5 ton sudah dikirim dari Yogyakarta dan siang tadi sudah sampai juga di Jakarta,” ungkap Corona.

EMT Muhammadiyah International akan berangkat ke Turkiye bersama lembaga-lembaga lainnya, seperti : Puskris Kemenkes, organisasi profesi kedokteran dan kesehatan, Tim Kesehatan TNI, dll.

 

Dua WNI tewas

Muhadjir menerima kunjungan EMT Muhammadiyah Internasional yang akan berangkat ke Turkiye untuk ikut serta menangani korban bencana gempa bumi.

Gempa bumi berkekuatan 7,8 skala richter melanda perbatasan Turki-Suriah pada 6 Februari 2023 dini hari. Akibatnya belasan ribu orang meninggal dunia, ribuan mengalami luka-luka dan masih banyak yang belum diketahui kondisinya karena diduga masih berada di timbunan reruntuhan bangunan. Gempa juga menghancurkan berbagai infrastruktur, bangunan serta rumah warga.

KBRI di Ankara menyampaikan ada 2 WNI, ibu dan anak, yang menjadi korban meninggal dunia dalam bencana gempa di Turki dan Suriah. Mereka satu keluarga, suaminya yang berkebangsaan Turki juga meninggal. Selain itu ada 10 WNI yang mengalami luka-luka dan sudah ditangani, serta 5 WNI yang sampai saat ini masih hilang kontak.

Muhadjir mengatakan bahwa yang akan diberangkatkan terlebih dahulu personel yang akan dikoordinasikan oleh BNPB, mulai dari personel sumbernya dari mana serta jadwal keberangkatanya. Selain itu, Menko PMK menambahkan agar mempersiapkan anggaran untuk segera diputuskan beserta dukungan transportasi.

Tim yang akan dikoordinasikan oleh BNPB terdiri dari Tim Emergency Medical Team (EMT) meliputi tenaga medis yang dikoordinasikan oleh Kemenkes, dan Tim Middle Urban Search and Rescue (MUSAR) dikoordinasikan oleh BASARNAS.

Kepala BNPB, Suharyanto menyampaikan bahwa pembiayaan pemberian bantuan kepada Turki dan Suriah dapat menggunakan dana siap pakai. “Selanjutnya adalah beberapa bahan logistik seperti selimut yang memang sangat diperlukan karena di sana sedang musim dingin (minus 9 derajat celsius), matras, baju dingin, keranjang, detergen dan lainya. Selain itu, pemerintah juga perlu segera mengirimkan tenaga medis dan SAR,” ujar Suharyanto.

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono menjelaskan bahwa Kementerian Kesehatan telah membentuk Emergency Medical Team (EMT) yang merupakan tim medis darurat atau emergency yang diturunkan untuk membantu menangani korban di lokasi bencana.

Untuk minggu pertama, lanjutnya, layanan yang paling penting adalah gawat darurat dan prosedur bedah karena korban gempa banyak yang patah tulang dan pelru dioperasi karena luka. Kemudian untuk minggu kedua, adalah penanganan penyakit menular dan penyakit kronik yang berkaitan dengan situasi kondisi tempat pengungsian yang tidak higienis.

“Kementerian Kesehatan akan memberangkatkan 6,8 ton logistik kesehatan yang akan dikirimkan sesuai perencanaan prosedur medik yang telah direncanakan pada minggu pertama dan kedua,” tambahnya. (*/ANO)