Satu Guru, KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asyari Beda Cara Menutup Salam


Ketua PWM Jatim M Saad Ibrahim menyerahkan buku kepada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Satu Guru, KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asyari Beda Cara Menutup Salam (Moh Ernam/PWMU.CO)

PWMU.CO – Satu Guru, KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asyari Beda Cara Menutup Salam. Demikian disampaikan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat mampir di Kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Jalan Kertomenanggal IV/1 Surabaya, Sabtu (17/4/2021).

Khofifah mengatakan, kalau KH Ahmad Dahlan menggunakan nasrun minallah wa fathun qarib wabassyiril mukminin sedang KH Hasyim Asy’ari menggunakan wallahul muwafiq ila aqwamittariq.

“Ini menunjukkan bahwa perbedaan adalah hal yang lumrah dan harus saling menghargai,” ujar mantan Menteri Sosial itu.

Pernyataan Khofifah ini di sambut hangat oleh Ketua PWM Jatim, Dr M Saad Ibrahim MA. Dia menyampaikan, warga Muhammadiyah sangat senang dengan kehadiran Gubernur Jatim dalam Kajian Ramadhan yang dilakukan secara virtual ini.

“Kami sangat berterima kasih Bu Gubernur berkenan ikut hadir dalam pengajian yang diselenggarakan secara virtual ini,” kata pakar tafsir al-Quran yang didampingi beberapa Wakil Ketua PWM Jawa Timur dan Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur Dra Siti Dalilah Candrawati MAg.

Pertemuan singkat ini dimanfaatkan Khofifah dalam perjalanan menuju Malang untuk meninjau lokasi bencana. PWM Jawa Timur pun memberikan kenang-kenangan tiga buku yang baru diluncurkan. Yaitu, Jangan Tinggalkan Aku Sendiri, karangan Nur Cholis Huda MSi; Membangun Kepribadian karya Prof Dr Thohir Luth MA; dan Menyuarakan Kewarasan Publik dalam Politik karya Prof Dr Zainuddin Maliki MSi.

“Ini buku yang kami launching tadi saat pengajian Ramadhan,” tutur Pak Saad sambil menyerahkan ketiga buku tersebut kepada Khofifah.

Setelah menerima hadiah buku, Khofifah mengatakan kalau PWM Jatim selalu produktif menghasilkan gagasan yang dibukukan. Buku-buku ini juga diserahkan kepada Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto dan Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta.

Selain itu Khofifah menerima Rendangmu—rendang kaleng siap saji produk Lazismu Jatim yang selalu dikirimkan ke daerah ersampak bencana. “Saya sempat bertemu dengan MDMC di kampung Liulieng Lumajang,” ujar Khofifah kepada Saad tentang Lembaga Penanggulan Bencana itu.

MDMC yang dimaksud adalah Muhammadiyah Disaster Manajemen Center atau Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB).

Tetap Mengharapkan Ridha Allah

Sementara Saad Ibrahm menyampaikan, dalam ujian pandemi ini manusia diharapkan tetap berada pada dimensi iman. “Bahwa ketika manusia tidak berdaya betul, dalam kondisi ini kita masih punya pegangan yaitu Allah SWT,” tegasnya.

Da menegaskan kalau pandemi sudah selesai, diharapkan manusia harus bertambah kedekatan dan ketergantunga kepada Allah.

“Karena faktanya banyak negara di dunia ini menghadapi hal yang sama. Maka dengan kata lain, Allah hendak menunjukkan kuasanya dan Allah memahamkan kepada kita bagaimanapun juga hatta negara superpower sekalipun tetap saja lemah di hadapan Allah SWT,” kata pria kelahiran Mojokerto ini.

Kejadian ini, menurutnya, harus jadi ibrah atau pelajaran bagi manusia. “Semoga ada pelajaran yang bisa kita ambil dari pandemi ini, dan bisa kita jadikan modal dalam menghadapi era pasca pandemi ini,” tuturnya. (*)

Penulis Moh Ernam Editor Mohammad Nurfatoni

Sumber : https://pwmu.co/187589/04/17/satu-guru-kh-ahmad-dahlan-dan-kh-hasyim-asyari-beda-cara-menutup-salam1/