Kerja Sama Islam – Kristen Kunci Keutuhan NKRI

MALANG – Kerja sama atas dasar mawaddah (cinta kasih) Islam dan Kristen merupakan kunci penting untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Idonesia (NKRI). Dapat diduga saat ini ada yang men-setting agar kedua agama ini berbenturan. Tujuannya adalah untuk menguasai RI.

 

“Jika sampai kedua agama ini berbenturan, bukan Indonesia Emas yang akan kita dapati melainkan Indonesia debu. Indonesia yang terserpih-serpih,” kata Anwar Hudijono, wartawan senior saat menjadi pemakalah pada seminar dengan  tema “Muhammadiyah menyambut Indonesia Emas 2045” di kampus putih Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sabtu (3/9/2022).

 

Menurut Anwar, saat ini hampir semua masalah yang mencuat di masyarakat digiring ke arah terjadinya benturan Islam-Kristen. Lihat saja persoalan konflik Ambon, Poso, konflik Madura-Dayak. Gerakan separatisme di Papua dan Papua Barat dikaitkan dengan Islam-Kristen. Pilpres 2014 dan 2019 tidak luput dari settingan polarisasi Islam-Kristen. Demikian pula urusan konflik pertanahan, konflik perburuhan, kasus terosisme. “Sampai-sampai  urusan Ferdy Sambo yang jelas-jelas extra judicial killing pun dikaitkan dengan kedua agama ini,” katanya.

 

Pembicara lain pada seminar ini adalah Prof Dr Ahmad Nadjib Burhan, Kepala Pusat Penelitian Masyarakat dan Budaya BRIN, Habib Husain Ja’far Alhadad, pendakwah dan penulis, Rahmawati Husein Ph.D, Wakil Ketua MDWC PP Muhammadiyah, Prof Dr Amin Abdullah, Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Matius Ho Ph.D, Direktur Eksekutif Institut Leimena, Prof Dr Syafiq Mughni, Ketua PP Muhammadiyah, dan Rektor Sekolah Tinggi Filsafat Widyasasana Malang Prof Dr Romo FX Armada Riyanto.

 

Seminar dibuka Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy yang sekali gus bertindak sebagai keynote speaker.

 

 

Menguasai dunia

 

Menurut Anwar Hudijono, Islam dan Kristen adalah dua agama terbesar di Indonesia dan di dunia. Memiliki peran yang signifikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Secara kodrati kedua agama ini mestinya terbina dalam hubungan yang sangat dekat.

 

Anwar merujuk pada Quran surah Al Maidah 82.

“Dan pasti kamu dapati orang yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman, ialah orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya kami adalah orang Nasrani (Kristen).” Yang demikian itu karena di antara mereka terdapat para pendeta dan para rahib (juga) karena mereka tidak menyombongkan diri.”

 

“Pola persahabatannya pun tidak sekadarnya. Al Quran menggunakan kata mawaddah yang artinya cinta kasih atau kasih sayang. Jadi persahabatan yang dilandasi cinta kasih dari lubuk  hati terdalam yang bersumber dari Tuhan. Ini bukan kaleng-kaleng,” kata penulis buku Darah Guru Darah Muhammadiyah Perjalanan Hidup A Malik Fadjar ini.

 

Kedua agama ini dipertautkan pada keyakinan yang sama yaitu akan turunnya Isa Al Masih ke bumi. “Saya kira sebagian umat Kristen meyakini kembalinya Isa Al Masih atau Yesus ke bumi. Mungkin sebagian lagi tidak meyakini. Sebagian umat Islam meyakini mungkin ada juga yang tidak meyakini. Umat kedua agama ini akan berada di belakang Yesus yang akan memimpin perang melawan Dajjal. Kedua umat agama ini diikat dalam status yang sama yaitu “Ansharullah”. Atau penolong agama Allah seperti tertera di Quran surah As Shaf 14.

 

Selanjutnya Anwar mengatakan, kalau sekarang Islam-Kristen menjadi agama yang paling terlibat konflik, baik di Indonesia maupun dalam kehidupan global, berarti anomali (penyimpangan). Ada gangguan.

 

“Penyebab konflik yang paling utama itu adalah karena ada pihak yang men-setting menjadikan kedua agama sebagai jangkrik aduan. Biar mati sampyuh (bareng). Kalau kedua agama ini sudah sama-sama hancur atau ditaklukkan maka dengan mudah mereka akan menggenggam dunia ini,” kata penulis buku Antara Mikrobiologi dan Mikropolitik Perjalanan Hidup Sam Soeharto ini.

 

Persekutuan Rahasia Jahat

 

Siapa pihak yang ingin menguasai dunia ini? Banyak yang menyebut elite global. Sastrawan Perancis, Dan Brown dalam bukunya yang sangat terkenal, The Da Vincy Code menyebutnya, Perkumpulan Rahasia yang berada di balik peristiwa besar di dunia seperti perang.

 

Anwar menyebut elite global itu sebagai Persekutuan  Rahasia Jahat. Al Quran menginformasikan, mereka itulah hendak merebut tahta Rasulullah Daud sehingga Daud mengutuk mereka akan dihancurkan.  Karena tidak mampu lantas mereka bersekutu dengan setan untuk merebut tahta Rasulullah Sulaiman. Tapi Allah menggagalkan tindakan mereka. Mereka bersekongkol dengan rezim pagan Romawi hendak membunuh Rasulullah Isa. Mereka bersekongkol dengan kaum kafir Mekah untuk memerangi Rasulullah Muhammad pada Perang Ahzab tahun 4 hijriyah.

 

“Mereka ini melawan apapun yang dikehendaki Tuhan. Tuhan memerintahkan nikah laki-laki dengan perempuan, mereka mengkampanyekan nikah dengan kelamin sejenis (LGBT). Tuhan memerintahkan agar melakukan kebaikan di bumi, mereka malah melakukan fasad (perusakan). Tuhan menyuruh manusia berbuat adil, saling mengasihi, mereka berbuat aniaya dan mencerai-beraikan umat manusia. Mereka ini dalang di belakang gerakan Islamfobia di seluruh dunia,” katanya.

 

Anwar yakin, konflik Islam-Kristen di Indonesia adalah settingan mereka juga karena Indonesia ini juga termasuk yang sangat ditarget karena kekayaan alam yang luar biasa, sumber daya manusianya yang hebat dan keagamaannya kuat. Posisi Indonesia yang sangat vital dalam  geopolitik, geoekonomik dan geostrategik.

 

Untuk itu ia menegaskan, kerja sama Islam-Kristen, baik di Indonesia maupun di dunia, harus segera direalisasi untuk mencegah kerusakan NKRI. Mencegah kerusakan bumi yang lebih parah. Bukan hanya kerusakan fisik seperti pemanasan global, merajelalanya virus, krisis di atas krisis, juga keruskan moralitas manusia.

 

“Kerja sama ini tidak boleh ditunda-tunda. Sebab musuh juga terus merapatkan barisan, melakukan tekanan yang semakin dahsyat,” katanya sambil menyitir Quran surah Al Anfal 73.

 

“Dan orang-orang kafir sebagian mereka melindungi sebagian yang lain. Jika kamu tidak melaksanakan apa yang diperintahkan Allah (saling menolong), niscaya terjadi kekacauan di bumi dan kerusakan yang besar.”(Quran, Al Anfal 73).

 

Harus dikembangkan kerja sama yang benar-benar didasarkan pada mawaddah (cinta kasih). Melibatkan jamaah akar rumput. Bukan kerja sama yang bersifat artifisial. “Saya kira UMM sudah memberi contoh bagaimana kerja sama yang baik, yang mawaddah dengan Kristen seperti ketika menangani Covid-19. Begitu pula kerja sama dalam membangun rumah sakit UMM,” ujarnya.(*)